Segenap Komunitas Infijar 2007. (Purna siswa PP.Lirboyo 2007) mengucapkan belasungkawa yang sedalamnya atas wafatnya KH. Imam Yahya Mahrus pengasuh Pondok Pesantren HM. Al Mahrusiyyah, Lirboyo, Sabtu (14/1) malam.
Kediri - Puluhan ribu santri mengiringi pemakaman jenazah KH Imam Yahya Mahrus (62), Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Minggu (15/1/2012). Sebelum dimakamkan, jenazah disalati oleh santri hingga 30 kloter di Masjid Ponpes Lirboyo.
KH. Imam Yahya Mahrus Putra ke 6 KH.Mahrus Ali dari 14 bersaudara beliau salah satu pengasuh PP.Lirboyo dan pengasuh PP.HM. Al Mahrusiyyah Lirboyo yang juga merupakan REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI KEDIRI. Beliau adalah tokoh Lirboyo yang humanis yang senantiasa dalam memberikan Mauidho hasanah tidak luput dari jok-jok yang membuat bibir para santri tidak bisa menahan senyuman, beliau adalah guru besar kami yang senatiasa akan kami Rindukan sepanjang masa. Selamat Jalan Mbah Yai Imam semoga Allah SWT menempatkan di tempat yang tinggi di sisi-Nya Allahumma Amin. dan harapan kami semoga di akhirat nanti kami di pertemukan bersama belia dan parah Tokoh-tokoh Lirboyo yang lain amin....
Gus Imam panggilan akrab almarhum menderita paru-paru basah, diabetes dan tumor paru. Meninggal dunia di Graha Amerta RSU Dr Soetomo Surabaya, Sabtu (14/1/2012) pukul 20.08 WIB.
Suasana mengharukan mewarnai prosesi pemakaman jenazah almarhum. Iring-iringan kalimah tahlil puluhan ribu santri menggema mengantar kepergian KH Imam Yahya Mahrus untuk selama-lamanya. Duka mendalam dialami keluarga korban, hingga anak-anak dari almarhum Gus Imam tak kuasa menahan tangis saat jenazah dikebumikan ke liang kubur.
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj mengaku keluarga Besar NU sangat
kehilangan sosok tokoh penting dalam perjuangan NU. Karena Gus Imam sebagai pengasuh Ponpes Lirboyo memiliki andil besar membesarkan NU.
"Perannya terhadap NU tidak hanya di wilayah Kediri dan sekitarnya, namun secara luas di seluruh Indonesia. Contoh nyata adalah dengan mencerdaskan ribuan santri yang selanjutnya ikut membesarkan dan menguatkan NU tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri," kata Said Aqil Siroj usai mengikuti sholat jenazah di rumah duka, Minggu (15/1/2012).
Kang Said mengaku telah mengintruksikan Nahdliyin se Indonesia memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dengan cara melakukan shalat ghoib di masing-masing wilayah.
Sementara itu, jenazah almarhum dimakamkan tidak di area Ponpes Lirboyo, namun di lahan milik almarhum di kelurahan Ngampel Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Hal itu sesuai wasiat almarhum KH Imam Yahya Mahrus, dimana kelak lahan itu agar dijadikan ponpes cabang Lirboyo.
============================================================
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Suatu peristiwa yang tak terlupakan bagi saudara-saudarasekalian para murid-murid kelas III 'Aliyah yang telah menamatkan atau menyelesaikan stidynya, merupakan peristiwa tersendiri sauatu kenanganyang tak terlupakan sepanjang masa merupakan suatu kenangan yang yang tak terlupakan, kenangan semasa belajar dengan para Asatidz, Masyayih dan dengan Ikhwan-Ikhwan sejawat, oleh itu kenangan ini untuk tetap diingat dan dihayati agar tidak melupakan peristiwa-peristiwayang lalu, yang sebagai pemicu dan pendorong untuk tetap berpegang teguh dengan hak-hak kepribadian kemanusiaan yang merupakan satu saudara satu perjuangan, dan satu agama, tentu harus didasari dengan rasa Ukhuwah Basyariyah dan Ukhuwah Islamiyahyang mendalam, agar keterkaitan ini merupakan ikatan batin yang takkan terputus-putus. Untuk itu didalam meniti hidup dengan kehidupan tetap berpegang teguh dengan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Asatidz, para kiai-kiai (Masyayikh) sebagai senjata dalam perjuangan.
Pepatah mengatakan :
"Dimana ada kemauan disitu ada Jalan".
Saya sependapat dengan pandangan dan anjuran sebagian 'Ulama, menganjurkan para santri-santri salaf untuk tetap berpegang teguh dan mendalami ilmu-ilmu salaf yang ada, disamping itu mempelajari ilmu-ilmu umum sebagai pendamping dan penjelasan ilmu-ilmu agama yang ada, atau lebih lanjut untuk meniti karir kejenjang yang lebih tinggi, baik itu belajar formal atau non formal. Seperti contoh santri Tamatan Salafiyah yang telah menamatkan Madrasah Aliyah Lirboyo Kediri, kemudian melanjutkan studynya sehingga menjadi sarjana, menjadi dokter, menjadi pejabat dengan demikian kehidupannya tetap diwarnai dan didasari oleh ilmu-ilmu agama. Mudah-mudahan ilmu-ilmu yang didapat di Pondok Pesantren Lirboyo mendapatkan ilmu yang Manfa'at, Maslahat Fiddini Waddunya Wal Akhirot.
Motto:
"Kebena itu di atas segala kekuatan apapun, akan tetapi terkadang kekuatan itu mengalahkan kebenaran".
Di dalam meniti hidup dalam kehidupan, tak lepas dari bentuk kendala yang bermacam-macam, liku-liku hidup dalam perjuangan memerlukan perhitungan dan pertimbangan-pertimbangan, situasi dan kondisi harus diikuti dengan seksama agar selamat dari ancaman-ancaman atau benturan-benturan, oleh itu pepatah mengatakan :
"Salaurkan segala perkara itu menurut arah masing-masing"
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Lirboyo 24 Maret 2007
PETA MAQOM BELIAU
0 komentar:
Posting Komentar