Demikianlah keadaannya, berbagai informasi dan pengetahuan dengan
mudah dapat diakses di dunia cyber (internet). Bahkan yang memperparah
keadaan adalah banyaknya ohttp://www.blogger.com/blogger.g?blogID=9003518554981086091#editor/target=post;postID=3122225703530048362rang yang menjadikan dunia maya
(internet)sebagai seorang guru tempat bertanya dan mencari tahu. Dan
celakanya dari guru (dunia maya) inilah mereka lalu menyebarkan apa yang
di dapatnya kepada murid-muridnya.
Memang, tidak semua yang ada di internet adalah tidak benar. Banyak
sekali kebenaran yang terserak di sana, akan tetapi kebenaran itu belum
teruji dan masih perlu diferifikasi lebih lanjut. Karena bagaimanapun
internet bukanlah guru yang memiliki sanad yang jelas, bahkan internet
sering menjadi penyebar hal-hal negative. Alih-laih membawa berkah,
internet banyak sekali memberi musibah. Bagaimana bisa menjadikan
seseuatu yang menyebabkan musibah sebagai seorang guru? Sungguh terlalu.
Oleh karena itu, keberadaan globalisasi dan internet yang tidak dapat
dihindarkan harus diposisikan yang benar dan member manfaat.
Sebagaimana pisau ditangan tukang masak bukan di tangan preman.
Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. yang berguru langsung
kepada Jibril. Demikianlah tuntunan agama yang baik sebagaimana
dilanutnkan dalam sya’ir:
ومن يأخذ العلم من شيخ مشافهة # يكن عن الزيغ والتصحيف فى حرم
ومن يكن أخذا للعلم من صحف # فعلمـــه عند أهــــــــل العلم كالعدم
Barangsiapa yang mengambil ilmu dari seorang guru dengan
musyafahah (berhadap-hadapan langsung), niscaya terpeliharalah ia dari
tergelincir dan keliru. Dan barangsiapa mengambil ilmu dari buku-buku
(apalagi internet), maka pengetahuannya menurut penilaian ahli ilmu
adalah nihil semata.
Demikianlah seharusnya memposisikan internet sebagai media yang harus
dikonfirmasi kembali berbagi informasi di dalamnya. Tidaklah layak
langsung ditelan, tetapi harus dimasak lebih dahulu.
Sayang sekali, banyak sekali orang terlalu tinggi ego dalam dirinya
sehingga malu bertanya dan enggan mengakui orang lain sebagai gurunya
yang lebih tahu. Jika sudah demikian maka percuma berbagai nasehat,
karena keinkarannya lebih kuat dari pada keinginan untuk belajar.
المنكر لايفيده التطويل ولو تليت عليه التوراة والانجيل
Tidaklah berguna berpanjang kalam (keterangan) bagi orang yang telah inkar, walaupun dibacakan untuknya taurat dan inji.
Sumber : KLIK DISNI
0 komentar:
Posting Komentar